Mengintip Sisi Gelap Fashion Lewat Pameran Fast Fashion


Beragam mode terkini yang terus diikuti perkembangannya oleh konsumen (Foto: Suci)


JAKARTA – Goethe Institut menggelar pameran fashion bertajuk Fast Fashion: The Dark Side Of Fashion pada 10 Maret hingga 9 April 2017 di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta Selatan. Pameran ini bertujuan untuk mengungkap sisi gelap dan dampak dari fashion yang digunakan masyarakat setiap hari.
Konsumsi masyarakat terhadap dunia fashion tidak dapat dibatasi karena penawaran ragam mode yang terus berubah. Fast Fashion kemudian meniru desain fashion terkini dengan memberikan harga yang terjangkau dengan siklus yang sangat cepat demi mendongkrak penjualan. Meski meningkatkan keuntungan ekonomi, industri Fast Fashion berdampak buruk pada lingkungan dan sistem sosial. Fast Fashion pun merupakan sektor dengan kondisi kerja yang buruk dan upah dibawah tingkat penghidupan yang layak bagi para pekerjanya.
“Fast Fashion merupakan penyebab dari gaya hidup masyarakat yang sering kali membeli pakaian dengan harga murah yang tersebar ke mancanegara. Masyarakat selama ini tidak mengetahui bahwa diluar sana banyak pekerja yang dipekerjakan dengan tidak layak. Maka dari itu diadakan pameran ini.” ungkap Dara, salah satu panitia pameran saat ditemui di lokasi.
Demi fashion yang beretika, maka diciptakannya aksi Slow Fashion sebagai reaksi positif terhadap Fast Fashion. Slow Fashion menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan proses kerja yang berkualitas tinggi. Aksi ini bertujuan untuk mengajak para produsen dan konsumen untuk menghargai manusia, lingkungan dan fashion itu sendiri.
“Solusi yang tepat terhadap Fast Fashion adalah dengan adanya Slow Fashion. Produk-produk Slow Fashion merupakan produk handmade dengan kualitas yang baik serta harga yang lebih mahal.” tutup Dara.
Pameran Fast Fashion terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya. Pameran ini dilengkapi dengan Slow Fashion Laboratory, yang bertajuk ‘Serat Berkelanjutan’, ‘Serat Binatang’, ‘Teknologi Inovatif’, serta ‘Menciptakan Transparansi’ untuk menyadarkan pengunjung betapa pentingnya fashion yang beretika. (SUCI REZEKI AULIA)




34 Proyek Mangkrak, PLN Carikan Solusi Terbaik

Konferensi Pers terkait 34 proyek mangkrak yang dihadiri oleh Haryanto, Direktur Regional Maluku dan Papua (Pertama dari kiri),  I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN (Kedua dari kiri), Joko Abdul Mannan, Direktur Regional Kalimantan (Ketiga dari kiri), dan Amir Rosidin, Direktur Regional Sumatera (Keempat dari kiri). (Foto: Suci)

JAKARTA – Audit BPKP menyatakan adanya 34 proyek pembangkit berskala kecil yang terkendala dengan total kapasitas 627,8 MW. PLN mendukung sepenuhnya bila dilakukan penelitian mendalam mengenai proyek-proyek tersebut.
Dari 34 proyek yang terkendala saat ini terdapat 17 proyek yang dilanjutkan, 6 proyek yang telah diputuskan kontraknya dan dana diambil alih sepenuhnya oleh PLN untuk dilanjutkan penyelesaiannya serta 11 proyek yang diterminasi. Pihak PLN telah menyediakan sejumlah pilihan terkait 11 proyek yang di terminasi, diantaranya penyediaan tenaga listrik baik dengan perluasan jaringan transmisi dan Gardu Induk maupun dengan pembangkit baru yang lebih cepat dalam pembangunannya seperti PLTMG dan PLTD.
Hal ini dilakukan guna mempercepat pemenuhan kebutuhan akan listrik. Karena, sebagian besar proyek-proyek yang diterminasi berada di daerah yang sulit dijangkau.
“Pemenuhan listrik untuk masyarakat merupakan hal penting bagi kami, karena itu solusi tercepat untuk mengganti proyek-proyek terminasi ini telah kami pikirkan dengan baik dan matang.” Ungkap Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka.
Total 11 proyek terminasi berkapasitas 147 MW. Semua proyek terkendala ini merupakan proyek-proyek dalam kontrak antara tahun 2007 hingga 2012 dan bukan merupakan program 35.000 MW.
“Seperti di PLTU Tarakan, kami putuskan kontraknya karena sejak 2011 adanya tumpang tindih persoalan tanah. Namun akan kami ganti dengan yang lebih baik seperti kabel laut atau gas. Kabel laut di kawasan Tanjung Selor pun sedang kami bangun.” Papar Direktur Regional Kalimantan, Joko Abdul Mannan.

Dalam penyelesaian proyek-proyek mangkrak, PLN meminta pertimbangan serta verifikasi dari BPKP dan audit internal PLN. Guna untuk menghitung secara saksama segala hal yang dibutuhkan, nilai keekonomian dan faktor teknis. Sehingga ketika memutuskan keberlanjutan proyek tersebut didapatkan nilai kewajarannya. (SUCI REZEKI AULIA)

Berlari dalam Keberagaman di TOLERUN Jakarta

Artis Cathy Sharon turut meramaikan acara TOLERUN Jakarta. (Foto: Suci)

JAKARTA
– Beragam cara yang dapat dilakukan untuk menyatukan keberagaman dan perbedaan di Indonesia, salah satunya dengan diadakannya ajang berlari untuk Bhineka Tunggal Ika yang bertajuk TOLERUN. Acara ini diadakan serentak dari Sabang hingga Merauke pada Minggu pagi (20/11). TOLERUN dalam rangka memperingati Hari Toleransi sedunia yang jatuh pada tanggal 16 November.

Pilihan kategori jarak lari TOLERUN Jakarta. (Foto: Suci)

Di Jakarta, Ratusan pelari memenuhi kawasan Plaza Selatan Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan dengan kostum lari berwarna-warni. Terdapat dua pilihan kategori jarak lari yaitu sejauh 5 km dan 10 km. Uniknya, peserta lari diharuskan menggunakan sepatu olahraga yang berbeda antara kaki kanan dan kiri. Hal ini merupakan simbol keberagaman yang diadakan dalam acara TOLERUN.
Acara ini murni didukung oleh kumpulan komunitas yang merayakan keberagaman di Indonesia tanpa adanya pesan-pesan politik yang kini kian memanas seiring akan dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
“Saya sangat mendukung acara TOLERUN karena selain olahraga dan refreshing, kita dapat saling menghargai setiap perbedaan. Jika kita saling menghargai, dunia ini akan damai.” Ungkap Hendra, salah satu peserta lari TOLERUN.
Sependapat dengan Hendra, Cathy Sharon yang merupakan selebriti ibu kota pun turut hadir untuk mendukung acara ini.
“Saya sangat suka dengan misinya. Satu hari untuk Indonesia agar kita melupakan perdebatan dan semua kenegatifan yang ada. More about spreading positive energy. Dengan adanya toleransi, akan tercipta persatuan dan perdamaian antarmanusia” Ungkap Cathy.
Acara TOLERUN yang mengusung tema keberagaman ini ditutup dengan membubuhkan cap dan tanda tangan peserta lari ke sebuah papan putih yang bertuliskan ‘Toleransi beragama untuk Bhineka Tunggal Ika’. Tersedia cat berwarna-warni yang menggambarkan suku, ras, agama dan kebhinekaan.
“Setelah adanya acara ini, saya berharap Indonesia selalu ingat bahwa kita itu Bhineka Tunggal Ika. Jadi, jangan pernah ada hal-hal yang membuat kita melupakan inti dari Indonesia” Tutup Cathy. (SUCI REZEKI AULIA)







Ne-Yo Tampil Enerjik di BNI Java Jazz Festival 2017

Ne-Yo berhasil memeriahkan panggung BNI Stage pada BNI Java Jazz Festival 2017

Jakarta Internasional BNI Java Jazz Festival 2017 kembali digelar pada 3, 4, 5 Maret lalu. Ini kali ke-13 Java Production menggelar konser musik jazz terbesar di Indonesia itu. Sejumlah musisi dalam dan luar negeri menyuguhkan penampilan terbaik mereka selama tiga hari dalam 14 panggung indoor dan outdoor di kawasan JIExpo Kemayoran, Jakarta. Tak terkecuali penyanyi bersuara merdu, Ne-Yo.
            Ne-Yo, salah satu musisi internasional yang mengisi panggung BNI Stage pada malam terakhir pertunjukan musik jazz tersebut digelar. Lewat penampilannya, ia memberikan kejutan bagi ribuan penonton yang didominasi ole kaum hawa. Pelantun So Sick itu memberikan penampilan terbaik lewat lagu-lagu hits yang mampu membuat penonton menikmati satu jam pertunjukkan musiknya. Ne-Yo mengawali penampilannya dengan menyanyikan lagu Let’s Go yang membuat seluruh penonton bersorak. Musik yang mengusung genre dance elektronik ini berhasil membuka penampilannya dengan meriah.
            Dengan mengenakan t-shirt putih dan jaket hitam, Ne-Yo kembali melantunkan hits berikutnya dengan teknik vokal dan tarian yang sangat menghibur. Lagu andalannya, Miss Independent ia lantunkan dengan riang diatas panggung. Aksinya yang enerjik membuat penonton bersemangat untuk menyanyi dan menari bersama. Riuh penonton memuncak ketika penyanyi kelahiran 18 Oktober 1979 itu melemparkan jaket hitam miliknya ke penonton.
            Tak hanya sampai di situ, penyanyi berusia 37 tahun itu kembali memberikan kejutan di atas panggung. Ne-Yo membuat seluruh penonton mengenang King Of Pop. “Ayo, kita lakukan seperti Michael Jackson!” tuturnya. Sebuah lagu berjudul Because Of You ia nyanyikan dengan sesekali dance moon walk ala Michael Jackson yang disambut teriakan histeris dan tepuk tangan para penonton.          

Pada akhir penampilannya, Ne-Yo mengaku senang dapat menghibur ribuan penonton penikmat musik pada malam itu. “Did you have a good time? I wanna say thanks to Java Jazz!” ungkapnya seraya undur diri. Di panggung BNI Stage, Ne-Yo menyuguhkan 20 lagu hits terbaiknya seperti Beautiful Monster, Closer, Let Me Love You, So Sick, Give Me Everything, One in Million, Play Hard serta Time of Our Life. (SUCI REZEKI AULIA)